Sabtu, 20 Juli 2013

asuhan keperawatan Hipertiroidisme


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Hipertiroidisme, yang dalam hal prevalensi erupakan penyakit endokrin yang menempati urutan kedua sesudah DM. pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobin dalam darah. Hipertiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering di bandingkan oleh laki- laki.
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009).
Hipertiroidisme adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Hal ini kadang-kadang disebut tirotoksikosis, istilah untuk hormon tiroid terlalu banyak dalam darah. Sekitar 1 persen dari penduduk indonesia memiliki hyperthyroidism. Perempuan lebih mungkin mengembangkan hipertiroidisme daripada pria (Anonim, 2012).
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).
Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang 10 per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 1991 ).

 
B.       Tujuan
1.      Mengetahui definisi Hipertiroidisme
2.      Mengetahui etiologi/penyebab penyakit Hipertiroidisme
3.      Mengetahui patofisiologi penyakit Hipertiroidisme
4.      Mengetahui manifestasi klinis penyakit Hipertiroidisme
5.      Mengetahui pemeriksaan fisik penyakit Hipertiroidisme
6.      Mengetahui pemeriksaan pengobatan penyakit anafilaksis
7.      Mengetahui pemeriksaan penunjang/diagnostik penyakit Hipertiroidisme
8.      Mengetahui komplikasi penyakit Hipertiroidisme
9.      Mampu membuat asuhan keperawatan penyakit Hipertiroidisme
C.      Metode penulisan
Metode penulisan yang digunakan yaitu studi pustaka yang mengambil beberapa referensi buku yang berkaitan dengan makalah ini. Serta tim penulis memperoleh data dari internet.

 


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Hipertiroidisme

Hipertiroidisme merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi kelenjar tiroid dimana sekresi hormone yang berlebihan dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan metabolisme. Banyak ciri khas lain yang terjadi pada pasien hipertiroid  akibat peningkatan stressor terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) dalam darah. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708
Hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif) adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Hipertiroidisme dapat secara signifikan mempercepat metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan berat badan tiba-tiba, detak jantung yang cepat atau tidak teratur, berkeringat dan gelisah atau mudah tersinggung (Anonim, 2010).
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)

B.       Etiologi/Penyebab
 Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala hipertiroidime dan kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema.
Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering ditemukan pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidime pada lansia laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid diajurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut.(Brunner&Suddarth:1300)
Serta beberapa penyakit yang lain menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a)      Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b)      Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c)      Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d)     Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH (thyroid stimulating hormone) kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH (thyroid stimulating hormone) berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e)      Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
f)       Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.



C.    Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH (Thyroid stimulating hormone), Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSHv. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH (Thyroid stimulating hormone) menurun, sedangkan konsentrasi TSI Thyroid Stimulating Immunoglobulin) meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH (Thyroid stimulating hormone) yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI Thyroid Stimulating Immunoglobulin) selanjutnya juga menekan pembentukan TSH (Thyroid stimulating hormone) oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot  ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.


  D.    Manifestasi Klinik
Gambaran kilinis Hipertiroidisme Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat.
Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :
1.      Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus
2.      Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik
3.      Intoleransi panas dan banyak keringat
4.      Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium
5.      Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
6.      Osteoporosis disertai nyeri tulang 



E.       Pemeriksaan Fisik
• Palpasi : Dapat terasa pulsasi ( detakan / denyutan) dan vibrasi ( getaran ) pada posisi kelenjar tiroid.
• Inspeksi : Terlihat adanya pembesaran pada posisi kelenjar tiroid.
 

F.       Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
a.       Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
b.      TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
c.       Bebas T4 (tiroksin)
d.      Bebas T3 (triiodotironin)
e.       Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
f.       Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
g.      Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.

G.      Pengobatan
       Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid, digunakan dengan indikasi:
·       Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
·       Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah  
             pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
·        Persiapan tiroidektomi
·       Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
·        Pasien dengan krises tiroid
       Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil 
Ada 3 macam obat yang di berikan pada penderita hipertiroidisme, yaitu anti tiroid yang bias menekan sintesis hormone tiroid, iodides untuk menghindari keluarnya hormone tiroid, dan antagonis tiroid. Antagonis tiroid adala penyekat beta- adrenergic dan antagonis kalsium yang menghalangi efek hormone tiroid dalam sel tubuh.

H.      Komplikasi
  Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.
Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.




I.         Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
Nama Perawat             :
Tanggal Pengkajian     :
Ruang Perawatan        :
Jam Pengkajian  `        :
Tanggal Masuk            :

a.         Biodata
1)    Klien
Nama                    :
Agama                  :
Pendidikan           :
Pekerjaan              :
Status Pernikahan            :
Alamat                 : 
Diagnosa  Medis  :

2)    Penanggung Jawab
Nama                    :
Agama                  :
Pendidikan           :
Pekerjaan              :
Status Pernikahan            :
Alamat                 :
Hubungan dengan klien   :
b.        Keluhan Utama   : Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas



c.         Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat Penyakit Sekarang :

b.    Riwayat Penyakit Dahulu :
d.        Basic Promoting physiology of Health
a.    Aktivitas dan latihan
b.    Tidur  dan istirahat
c.    Kenyamanan dan nyeri
P : Provokatif  : Bertanya tentang penyebab
Q : Kualitas     : Kualitas penyakit berat atau ringan
R : Area           : Dimana saja area yang sakit
S : Severiti       : Menghitung skla
T : Time           : Kapan muncul Penyakit
d.   Nutrisi
e.    Cairan, elektrolit dan asam
f.     Oksigenasi
g.    Eliminasi fekal/bowel
h.    Eliminasi urin
i.      Sensori, persepsi dan kognitif
e.         Pemeriksaan Fisik Mencangkup
1.      Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
a.    Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
b.    Perbesaran jantung
c.    Disritmia dan hipotensie.
d.   Parastesia dan reflek tendon menurun

2.    Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri.

f.       Pemeriksaan penunjang mencakup
1.      pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).


a.    Diagnosa Keperawatan
1.Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,
2. keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung 
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan  metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6.Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

INTERVENSI
NO
DX
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1
I
Klien akan  mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
1)      Nadi perifer dapat teraba normal.
2)      Vital sign dalam batas normal.
3)      Pengisian kapiler normal
4)      Status mental baik
5)       Tidak ada disritmia
1.      Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.


     Perhatikan besarnya tekanan nadi
2.     Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.

3.      Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)

4.      Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
5.    Catat masukan dan haluaran
1.      Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi

2.      Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia




3.      S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah
jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik

4.      Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
5.      Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat
2
II
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
1.      Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
2.       
2.      Ciptakan lingkungan yang tenang

3.      Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas

4.      Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
1.      Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan

2.      Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkanagitasi, hiperaktif, dan imsomnia
3.      Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism
4.      Meningkatkan relaksas
3
III
Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
1)      Nafsu makan baik.
2)      Berat badan normal
3)      Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
1.      Catat adanya anoreksia, mual dan muntah




2.    Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari



3.      kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
1.      Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan  sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia

2.      Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid

3.      Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai
4
IV
Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus
1.      Observasi adanya edema periorbital

2.      Evaluasi ketajaman mata
3.     





          Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
4.      Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
1.      Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
2.      Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
3.      Melindungi kerusakan kornea

4.      Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5
V
Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
dengan kriteria : Pasien tampak rileks
1.      Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

2.      Bicara singkat dengan kata yang sederhana



3.     Jelaskan prosedur tindakan



4.      Kurangi stimulasi dari luar
1.      Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan
Imsomnis
3.       
4.      Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
5.       
3.      Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi

4.      Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6
VI
Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
1.      Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan



2.      Berikan informasi yang tepat





3.       Identifikasi sumber stress


4.      Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat

5.      Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
1.      Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkana informasi
2.      Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan
3.      Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini

4.      Mencegah munculnya kelelahan


5.      Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan


mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5 tahun kedepan








EVALUASI
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2.  Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy 
3.  Klien akan menunjukkan berat badan stabil 
4.  Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus 
5.   Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi 
6.   Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Hipertiroidisme merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi kelenjar tiroid dimana sekresi hormone yang berlebihan dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan metabolisme. Banyak ciri khas lain yang terjadi pada pasien hipertiroid  akibat peningkatan stressor terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) dalam darah. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).  
Obat antitiroid, digunakan dengan indikasi:
       ·       Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada   
                  pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
        ·       Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah  
                  pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
        ·        Persiapan tiroidektomi
        ·       Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
·        Pasien dengan




 
DAFTAR PUSTAKA

   Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED :    3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
   Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,  (Edisi 8), EGC, Jakarta
   Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2),  EGC, Jakarta
   Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
   Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
   Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan   Keperawatan.(Edisi III).EGC.Jakarta.
   Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
_- http://debyrahmad.blogspot.com/


  BAGI YANG MAU DOWNLOAD ASKEP HIPERTIROIDISME, HARAP MENINGGALKAN KOMENTAR DAN FOLLOW TWITER YANG PUNYA BLOG INI @deby_masrun WAJIB !!!!!!!!