Jumat, 15 November 2013

asuhan keperawatan anafilaksis

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

 AnaFilaksis berasal dari bahasa Yunani, dari 2 kata, ana artinya jauh dan phylaxis artinya perlindungan. Secara bahasa artinya adalah menghilangkan perlindungan. (1, 2) Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Portier dan Richetpada tahun 1902 ketika memberikan dosis vaksinasi dari anemon laut untuk keduakalinya pada seekor anjing. Hasilnya, anjing tersebut mati mendadak.
Reaksi ini harus dibedakan dengan reaksi anafilaktoid. Gejala,terapi, dan risiko kematiannya sama tetapi degranulasi sel mast atau basofil terjadi tanpa keterlibatan atau mediasi dari IgE.Data yang menjelaskan jumlah insidensi dan prevalensi dari syok dan reaksianapilaksis saat ini sangat terbatas. Dari beberapa data yang diperoleh di Indonesia menunjukkan sepuluh dari 1000 orang mengalami reaksi anapilaksis tiap tahunnya. Saat ini diperkirakan setiap 1 dari 3000 pasien rumah sakit di Indonesia mengalami reaksi anafilaksis. Sehingga, resiko mengalami kematian sebesar 1%dari yang mengalami reaksi anapilaksis, yaitu sebesar 500-1000 kematian yangterjadi. (Depkes. 2008)

Pada kematian akibat reaksi anafilaksis, onset gejala biasanya muncul pada 15 hingga 20 menit pertama, dan menyebabkan kematian dalam 1-2 jam.Reaksi anafilaktik yang fatal terjadi akibat adanya distress pernafasan akut dankolaps sirkulasi. oleh karena itu penting sekali memahami dan mengetahuitentang syok anafilaksis.Dalam referat ini, selain akan dipaparkan aspek klinisdari syok anafilaktik, dan penatalaksanaan terkini serta sedikit pembahasantentang sudut medikolegalnya akan turut pula disertakan.
( asean health News com.2001 )

Angka kejadian alergi di berbagai dunia dilaporkan meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. World Health Organization (WHO) memperkirakan di dunia diperkirakan terdapat 50 juta manusia menderita asma. Tragisnya lebih dari 180.000 orang meninggal setiap tahunnya karena astma. BBC  tahun 2002 melaporkan penderita alergi di Eropa ada   kecenderungan meningkat pesat. Angka kejadian alergi meningkat tajam dalam 5 tahun terakhir. Setiap saat  30% orang berkembang menjadi alergi. Anak usia sekolah lebih 40% mempunyai 1 gejala alergi, 20% mempunyai astma, 6 juta orang mempunyai dermatitis (alergi kulit). Penderita Hay Fever lebih dari  9 juta orang
( WHO.2004)

B.       Tujuan
1.      Mengetahui definisi anafiksis
2.      Mengetahui etiologi/penyebab penyakit anafilaksis
3.      Mengetahui patofisiologi penyakit anafilaksis
4.      Mengetahui manifestasi klinis penyakit anafilaksis
5.      Mengetahui pemeriksaan fisik penyakit anafilaksis
6.      Mengetahui pemeriksaan pengobatan penyakit anafilaksis
7.      Mengetahui pemeriksaan penunjang/diagnostik penyakit anafilaksis
8.      Mengetahui komplikasi penyakit anafilaksis
9.      Mampu membuat asuhan keperawatan penyakit anafilaksis
C.      Metode penulisan
Metode penulisan yang digunakan yaitu studi pustaka yang mengambil beberapa referensi buku yang berkaitan dengan makalah ini. Serta tim penulis memperoleh data dari internet.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Anafilaksis
 Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersifat akut,menyeluruh dan bisa menjadi berat. Anafilaksis terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami sensitisasi akibat pemaparan terhadap suatu alergen. ( Brunner dan Suddarth.2001).
Anafilaksis adalah reaksi sistemik yang mengancam jiwa dan mendadak terjadi pada pemajanan substansi tertentu. Anafilaksis diakibatkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe I , dimana terjadi pelepasan mediator kimia dari sel mast yang mengakibatkanvasodilatasi massif, peningkatan permeabilitas kapiler, dan penurunan peristaltic. Anafilaksis adalah suatu respons klinis hipersensitivitas yang akut,berat dan menyerang berbagai macam organ. Reaksi hipersensitivitas ini merupakan suatu reaksi hipersensitivitas tipecepat (reaksi hipersensitivitas tipe I), yaitu reaksi antara antigenspesifik dan antibodi spesifik (IgE) yang terikat pada sel mast. Sel mast dan basofil akan mengeluarkan mediator yang mempunyaiefek farmakologik terhadap berbagai macam organ tersebut.  (Suzanne C. Smeltze, 2001)
Anafilaksis tidak terjadi pada  kontak pertama dengan alergen. Pada pemaparan kedua atau padapemaparan berikutnya, terjadi suatu reaksi alergi. Reaksi ini terjadi secara tiba-tiba, berat dan melibatkan seluruh tubuh. (Pearce C, Evelyn.2009).”

B.       Etiologi/Penyebab
 Anafilaksis bisa tejadi sebagai respon terhadap berbagai alergen.Penyebab yang sering ditemukan adalah:
1.              Gigitan/sengatan serangga.
2.              Serum kuda (digunakan pada beberapa jenis vaksin).
3.              Alergi makanan
4.              Alergi obat Serbuk sari dan alergen lainnya jarang menyebabkan anafilaksis.
Anafilaksis mulai terjadi ketika alergen masuk ke dalam alirandarah dan bereaksi dengan antibodi IgE. Reaksi ini merangsangsel-sel untuk melepaskan histamin dan zat lainnya yang terlibatdalam reaksi peradangan kekebalan. Beberapa jenis obat-obatan(misalnya polymyxin, morfin, zat warna untuk rontgen), padapemaparan pertama bisa menyebabkan reaksi anafilaktoid (reaksiyang menyerupai anafilaksis). Hal ini biasanya merupakan reaksiidiosinkratik atau reaksi racun dan bukan merupakan mekanismesistem kekebalan seperti yang terjadi pada anafilaksissesungguhnya.

C.      Manifestasi Klinik
Gambaran kilinis anafilaksis sangat bervariasi, baik cepatdan lamanya reaksi maupun luas dan beratnya reaksi. Gejala dapat dimulai dengan gejala prodromal baru menjadi berat. Keluhanyang sering dijumpai pada fase permulaan adalah rasa takut, perihdalam mulut, gatal pada mata dan kulit, panas dan kesemutan padatungkai, sesak, mual, pusing, lemas dan sakit perut.
Adapun Gejala-gejala yang secara umum, bisa pula ditemuipada suatu anafilaksis adalah:
1.      Gatal di seluruh tubuh
2.      Hidung tersumbat
3.      Kesulitan dalam bernafas
4.      Batuk
5.      Kulit kebiruan (sianosis), juga bibir dan kukuf)
6.      Pusing, berbicara tidak jelas
7.      denyut nadi yang berubah-ubah
8.      jantung berdebar-debar (palpitasi)
9.      mual, muntah dan kulit kemerahan.

D.      Patofisiologi
 Sistem kekebalan melepaskan antibodi. Jaringan melepaskanhistamin dan zat lainnya. Hal ini menyebabkan penyempitan saluranudara, sehingga terdengar bunyi mengi (bengek), gangguan pernafasan;dan timbul gejala-gejala saluran pencernaan berupa nyeri perut, kram,muntah dan diare.Histamin menyebabkan pelebaran pembuluh darah(yang akan menyebabkan penurunan tekanan darah) dan perembesancairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan (yang akan menyebabkanpenurunan volume darah), sehingga terjadi syok. Cairan bisa merembeske dalam kantung udara di paru-paru dan menyebabkan edema pulmoner.
Seringkali terjadi kaligata (urtikaria) dan angioedema. Angioedemabisa cukup berat sehingga menyebabkan penyumbatan saluranpernafasan. Anafilaksis yang berlangsung lama bisa menyebabkanaritimia jantung. Pada kepekaan yang ekstrim, penyuntikan allergendapat mengakibatkan kematian atau reaksi subletal dan umumnya reaksiyang

E.       Pemeriksaan Fisik
·      Jalan napas atas
Inspeksi : Bersin, pilek, dispneu.
Palpasi : edema laring,edema lidah dan faring
Auskultasi : ronchi
·      Jalan napas bawah
Inspeksi : Dispnu, emfisema akut, asma, bronkospasme.
·      GIT
Peningkatan peristaltik, muntah, disfagia, mual, kejang perut, diare.
·      Susunan saraf pusat
Gelisah, kejang
 
F.       Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium diperlukan karena sangat membantu menentukan diagnosis, memantau keadaan awal, dan beberapa pemeriksaan digunakan untuk memonitor hasil pengbatan serta mendeteksi komplikasi lanjut. Hitung eosinofil darah tepi dapat normal atau meningkat, demikian halnya dengan IgE total sering kali menunjukkan nilai normal. Pemeriksaan ini berguna untuk prediksi kemungkinan alergi pada bayi atau anak kecil dari suatu keluarga dengan derajat alergi yang tinggi. Pemeriksaan lain yang lebih bermakna yaitu IgE spesifik dengan RAST (radio-immunosorbent test) atau ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay test), namun memerlukan biaya yang mahal.
Pemeriksaan secara invivo dengan uji kulit untuk mencari alergen penyebab yaitu dengan uji cukit (prick test), uji gores (scratch test), dan uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (skin end-point titration/SET). Uji cukit paling sesuai karena mudah dilakukan dan dapat ditoleransi oleh sebagian penderita termasuk anak, meskipun uji intradermal (SET) akan lebih ideal. Pemeriksaan lain sperti analisa gas darah, elektrolit, dan gula darah, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, feses lengkap, elektrokardiografi, rontgen thorak, dan lain-lain


G.      Pengobatan
Anafilaksis merupakan keadaan darurat yang memerlukanpenanganan segera. Bila perlu, segera lakukan resusitasi kardiopulmonal,intubasi endotrakeal (pemasangan selang melalui hidung atau mulut kesaluran pernafasan) atau trakeostomi/krikotirotomi (pembuatan lubang ditrakea untuk membantu pernafasan).
Epinefrin diberikan dalam bentuk suntikan atau obat hirup, untuk membuka saluran pernafasan dan meningkatkan tekanan darah. Untuk mengatasi syok, diberikan cairan melalui infus dan obat-obatan untuk menyokong fungsi jantung dan peredaran darah. Antihistamin (contohnyadiphenhydramine) dan kortikosteroid (misalnya prednison) diberikanuntuk meringankan gejala lainnya (setelah dilakukan tindakanpenyelamatan dan pemberian epinefrin).
H.      Komplikasi
1.    Henti jantung (cardiac arrest) dan nafas.
2.    Bronkospasme persisten.
3.    Oedema Larynx (dapat mengakibatkan kematian).
4.    Relaps jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
5.    Kerusakan otak permanen akibat syok.
6.    Urtikaria dan angoioedema menetap sampai beberapa bulan



I.         Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
Nama Perawat             :
Tanggal Pengkajian     :
Ruang Perawatan        :
Jam Pengkajian  `        :
Tanggal Masuk            :

a.         Biodata
1)    Klien
Nama                    :
Agama                  :
Pendidikan           :
Pekerjaan              :
Status Pernikahan            :
Alamat                 : 
Diagnosa  Medis  :

2)    Penanggung Jawab
Nama                    :
Agama                  :
Pendidikan           :
Pekerjaan              :
Status Pernikahan            :
Alamat                 :
Hubungan dengan klien   :
b.        Keluhan Utama
c.         Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada klien dengan reaksi anafilaksis ditemukan gejala awal dengan rasa gatal dan panas.biasanya selalu disertai dengan gejala sistemik misal dispnea,mual,kulit sianosis,kejang.anamnesa yang tepat dapat memperkecil gejala sistemik sebelum berlanjut pada fase yang lebih parah/gejala sistemik berat.
b.    Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah klien mempunyai riwayat alergi terhadap sesuatu.pernahkah klien mengalami hal yang sama saat setelah kontak dengan alergen misal,debu,obat-abatan,makanan,atau kontak dengan hewan tertentu.
d.        Basic Promoting physiology of Health
a.    Aktivitas dan latihan
b.    Tidur  dan istirahat
c.    Kenyamanan dan nyeri
P : Provokatif  : Bertanya tentang penyebab
Q : Kualitas     : Kualitas penyakit berat atau ringan
R : Area           : Dimana saja area yang sakit
S : Severiti       : Menghitung skla
T : Time           : Kapan muncul Penyakit
d.   Nutrisi
e.    Cairan, elektrolit dan asam
f.     Oksigenasi
g.    Eliminasi fekal/bowel
h.    Eliminasi urin
i.      Sensori, persepsi dan kognitif
e.         Pemeriksaan Fisik
1.        Jalan napas atas
Inspeksi : Bersin, pilek, dispneu.
Palpasi : edema laring,edema lidah dan faring
Auskultasi : ronchi
2.        Jalan napas bawah
Inspeksi : Dispnu, emfisema akut, asma, bronkospasme.



3.        GIT
Peningkatan peristaltik, muntah, disfagia, mual, kejang perut, diare.
4.        Susunan saraf pusat
Gelisah, kejang

f.      Diagnosa Keperawatan
1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme otot bronkeolus .
2.      Gangguan perfusi jaringan, berhubungan dengan penurunan curah jantung dan vasodilatasi arteri.
3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
4.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan produksi histamine dan bradikinin oleh sel mast.
5.      Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kapasitas vaskuler.


g.         Perencanaan

No. Dx
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Rasional
1
Mempertahankan pola nafas efektif pasien
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam pasien mampu mempertahankan pola pernapasan efektif dengan jalan nafas yang paten.
Mandiri :
·   Pastikan tidak terdapat  benda atau zat tertentu atau gigi palsu pada mulut pasien

·   Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar dan miringkan kepala pasien

·   Lakukan penghisapan sesuai indikasi

Kolaborasi :
·    Berikan tambahan oksigen atau ventilasi manual sesuai kebutuhan
Mandiri:
· Menurunkan resiko aspirasi atau masuknya suatu benda asing ke faring.
·   Meningkatkan aliran sekret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan nafas.
·    Menurunkan resiko aspirasi atau asfiksia
Kolaborasi :
·    Untuk menurunkan hipoksia cerebral.
2
Memperbaiki perfusi jaringan pasien
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :
-    Kulit pasien hangat.
-    Tanda vital dalam batas normal.
-    Pasien sadar atau berorientasi.
Mandiri :
·   Selidiki perubahan tiba – tiba atau gangguan mental kontinu contoh cemas, bingung letargi, pingsan.

·   Lihat kulit apakah pucat, sianosis, belang, kulit dingin atau lembab, catat kekuatan nadi perifer.

·   Pantau pernapasan, catat kerja pernapasan.
Mandiri :
·    Perfusi serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung. 

·    Penurunan curah jantung dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.

·    Penurunan curah jantung dapat mencetuskan stres pernapasan.
3
























Peningkatan toleransi aktivitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :
-      Pasien mencapai peningktan toleransi aktivitas yang dapat di ukur.
·   periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas
·   catat respon cardiopulmonal terhadap aktivitas
·   kaji penyebab kelemahan
·   evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
·    
·   berikan bantuan dalam aktivitas perawatan mandiri sesuai indikasi.selingi periode aktivitas dengan periode istirahat.
·    hipotensi dapat terjadi karena efek obat, perpindahan cairan,pengruh fungsi jantung.
·    Penurunan / ketidak mampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas.
·    Kelemahan dapat disebabkan oleh efek samping beberapa obat,nyeri dan stres.
·    Dapat menunjukan peningkatan decompensasi jantung dari pada kelebihan aktivitas.
·    Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi strees miokard/kebutuhan oksigen.
4
Mecegah kerusakan kulit dan meningkatkan kesembuhan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :
-       Menunjukan kemajuan pada luka atau penyembuhan
MANDIRI :
·   Kaji kulit setiap hari. Catatwarna kulit,turgor kulit,sirkulasi dan sensasi.
·   Perthankan higiene kulit mslnya membasuh dan kemudian mengeringkan dng hati2 dan melakukan masase dengan menggunakn lotion/cream
·   Pertahankan kebersihan lingkungan pasien seprti seprei bersih kering dan tidak berkerut
·   Sarankan pasien untuk melakukan ambulasi beberapa jam sekali jika memungkinkan.
·   Gunting kuku secara teratur.
KOLABORASI:
·   Gunakn/berikan obat obatn atau sistemik sesuai indikasi.
MANDIRI :
·    Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan kulit.

·    Memprtahankan kebersihan karena kulit tiap kering dapat menjadi barier infeksi. Masase meningkatkan sirkulasi kulit dan kenyamanan.
·    Friksi kulit di sebabkan oleh kain yang berkerut dan basah yang menebabkan iritasi dan potensial terhadap infeksi.
·    Menurunkan tekana pada kulit dari istirahat lama di temapat tidur.
·    Kuku yang panjg /kasar meningkatkan kerusakan dermal.

KOLABORASI:
·    Digunakn pada perawatan lesi kulit. Jika digunakn slep multi dosis,perawatn harus dilakuakn untuk menghindari kontaminasi silang.
5
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :
-      Diharapkan kebutuhan tubuh pasien  terhadap cairan terpenuhi
MANDIRI :
·   Catat tanda vital pasien.
·   Catat peningkatan suhu dan durasi demam. berikan kompres hangat sesuai indikasi, pertahankan pakaian tetap kering, pertahankan kenyamanan suhu lingkungan.
·   Ukur haluan urine dan berat jenis urine.
·   Pantau pemasukan oral dan memasukan cairan sediktnya 2500ml/hari


KOLABORASI :
·   Berikan obat obatan sesuai indikasi misl ; antipiretik(aceta minofen)
MANDIRI :
·    Indikator dari volume cairan sirkulasi.
·    Meningkatkan kebutuhan metabolisme dan diforesis yang berlebihan dihubungkan dengan demam dalam meningkatkan kehilangan cairan yang berlebihan.
·    Peningkatan berat jenis urine/penuruna haluaran urine menunjukan perubaha perfusi ginjal /volume sirkulasi.
·    Memprtahankan keseimbangan cairan, mengurangi rasa haus, dan melembabkan membran mukosa.

KOLABORASI:
·    Untuk membantu mengurangi demam dan respon metabolisme, menurunkan cairan tak kasat mata.






4.   Evaluasi
No. Dx
Evaluasi
1.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam:
Pasien mampu mempertahankan pola pernapasan efektif dengan jalan nafas yang paten.
2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :
-    Kulit pasien hangat.
-    Tanda vital dalam batas normal.
-    Pasien sadar atau berorientasi.
3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :
Pasien mencapai peningktan toleransi aktivitas yang dapat di ukur
4
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :
-       Menunjukan kemajuan pada luka atau penyembuhan
5
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :
-      Diharapkan kebutuhan tubuh pasien  terhadap cairan terpenuhi


 


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Syok anafilaktik adalah suatu respons hipersensitivitas yang diperantarai oleh Ig E yang ditandai dengan curah jantung dan tekanan arteri yang menurun hebat. Syok anafilaktik memang jarang dijumpai, tetapi mempunyai angka mortalitas yang sangat tinggi.
Beberapa golongan alergen yang sering menimbulkan reaksi anafilaksis, yaitu makanan, obat-obatan, dan bisa atau racun serangga. Faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya anafilaksis, yaitu sifat alergen, jalur pemberian obat, riwayat atopi, dan kesinambungan paparan alergen. Anafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas tipe I, terdiri dari fase sensitisasi dan aktivasi yang berujung pada vasodilatasi pembuluh darah yang mendadak
Penatalaksanaan syok anfilaktik harus cepat dan tepat mulai dari hentikan allergen yang menyebabkan reaksi anafilaksis; baringkan penderita dengan kaki diangkat lebih tinggi dari kepala; penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru; pemberian adrenalin dan obat-obat yang lain sesuai dosis; monitoring keadaan hemodinamik penderita bila perlu berikan terapi cairan secara intravena, observasi keadaan penderita bila perlu rujuk ke rumah sakit.
Pencegahan merupakan langkah terpenting dalam penatalaksanaan syok anafilaktik terutama yang disebabkan oleh obat-obatan. Apabila ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan kaidah kegawat daruratan, reaksi anafilaksis jarang menyebabkan kematian.







B.  SARAN

1. Dalam sistem pengajaran respirasi kami sebagai mahasiswa ingin untuk dosennya agar memberikan penjelasan secara detail dan memberikan contoh penjelasaan itu
2. Kami bangga terhadapat dosen pembimbing kami, yang telah mengajari kami dalam membuat bahan untuk seminar status asmatikus ini.
3. Dalam Menyelesaikan makalah ini kami banyak dapat masukan dari dosen pembimbing kami..
4. Terimakasih atas semua dosen yang telah mengajar di sitem Imun dan hematologi
5.  Semoga makalah kami ini diterima oleh dosen yang mengajar sitem Imun dan hematologi serta semoga bermanfaat.




DAFTAR PUSTAKA

Barbara C, Long.(1996). Perawatan medikal bedah. EGC : Jakarta
Brunner dan Suddarth.(2001).Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. EGC : Jakarta
Gleadle,Jonathan.2005.Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.jakarta:Erlangga.
Pearce C, Evelyn.(2009).” Anatomi dan fisiologi”. Gramedia : Jakarta
Smeltzer, Suzanne C.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
            http://debyrahmad.blogspot.com/


BAGI YANG MAU DOWNLOAD ASKEP ANAFILAKSIS, HARAP MENINGGALKAN KOMENTAR DAN FOLLOW TWITER YANG PUNYA BLOG INI @deby_masrun WAJIB !!!!!!!!